[Quote] Tentang Rasa

11:39 AM rezkyka 0 Comments

"Gaada rasa yg berpindah. Mungkin yg ada hanya rasa itu berkurang atau teredam atau bisa jadi hilang dan berlaku hanya untuk seorang." - (RFN, 2014)

0 comments:

Pelajaran Hari Ini

7:54 AM rezkyka 0 Comments

1. Jangan pernah sok-sokan jd spidergirl kalo benangnya abis.
2. Jangan pernah loncat ke rumput yang basah karena licin.
3. Jangan sok-sokan jd anak parkour kalo bukan anak parkour beneran.
4. Lebih bersabar kalo nunggu sesuatu.

Inti dari segala inti adalah SABAR MENUNGGU!

Hikmah?
1. Bisa bolos kuliah? Haha
2. Bisa tiduran leyeh-leyeh walopun badan sakit.
3. Bisa mencuri waktu tidur yg kurang gara-gara abis begadang.
4. Nambah pengalaman dan cerita.
5. Nambah postingan di blog. Hahaha




*konyol sekali hari ini*
Diposting beberapa jam setelah kecelakaan menimpa 
di hari Senin nan cerah tp cukup kelabu.
Bogor, 26 Mei 2014

0 comments:

Aku Ingin

1:40 AM rezkyka 0 Comments

Aku ingin mengenalmu lebih dalam,
Aku ingin menyelami kehidupanmu,
Aku ingin mengerti arti tatapanmu,
Aku hanya ingin ... 
Bisakah aku?? 
Hanya waktu yang dapat menjawab   
 

0 comments:

[QUOTE] Tentang KEJUJURAN

1:28 AM rezkyka 0 Comments

"WALAUPUN kadang berakhir PAHIT, namun KETERBUKAAN itu PENTING dan KUNCI dari segala hal. Jadi, jangan pernah meremehkan kekuatan KEJUJURAN,"

0 comments:

[Quote]

9:12 PM rezkyka 0 Comments

"Lebih baik tidak bertemu hari itu daripada harus memupuk rindu dari awal lagi."

0 comments:

Pertanyaan Sederhana

12:27 AM rezkyka 0 Comments

Seorang kawan bertanya padaku senja tadi. Pertanyaan yang menurutku cukup sederhana namun nyatanya sulit untukku menjawab.
"Hal apa yang menyenangkan buat lo? Kegiatan yang menurut lo menyenangkan atau paling menyenangkan?"
Cukup lama aku menjawab pertanyaan yang tiba-tiba tersebut. Sejenak aku berpikir, hal apa yang menurutku benar-benar menyenangkan. Menurutku hampir semua hal yang aku lakukan  menyenangkan. Tapi dia menyuruhku untuk memilih satu hal yang paling menyenangkan bagiku. Entah, saat itu aku merasa tak ada hal yang benar-benar atau paling menyenangkan yang pernah aku lakukan. Kemudian aku tersadar bahwa hidupku, kegiatanku, hal yang pernah aku lakukan tidak benar-benar menyenangkan. Hanya sebatas menyenangkan. Hanya sebatas lalu dan dilupakan di kemudian hari. Mungkin aku pernah merasakan hal atau kegiatan yang paling menyatakan, namun aku tak ingat kapan, dimana, dan hal apa yang aku lakukan *sekedar menghibur diri*. Dalam benak lain aku menyangkal pernyataan tersebut. Pernyataan bahwa aku tak mengingatnya karena terlalu banyak hal menyenangkan yang terjadi. Ya. Memang banyak hal menyenangkan yang terjadi namun ternyata tidak terlalu bermakna hingga akhirnya terlupakan.

Saat itu juga yang terlintas dalam bayanganku adalah sosoknya. Sosok yang sudah lama tak ku jumpa, sosok yang beberapa tahun terakhir sudah tak ada dalam benakku. Namun sempat mampir sejenak hingga menimbulkan rindu sementara. Ternyata hal itu yang menurutku cukup menyenangkan. Dan akhirnya aku menjawab pertanyaan kawanku sesuai dengan hal yang ada dalam pikiranku. 
"Ketika gue ketemu temen lama gue ..."
Jawaban agak gantung dan setengah malu. Sengaja aku jawab seperti itu, karena tak tau harus memberi jawaban seperti apa. Ia hanya tertawa ringan mendengar jawabanku lalu menegaskan kembali pertanyaannya. Saat itu aku sedang membaca sebuah novel. Dan terlintas dalam pikiranku untuk menjawab hal itu saja. Ya. Membaca buku, jawabanku. Setelah dipikir-pikir, sering kali setiap aku membaca buku, aku lupa akan waktu. Terlalu larut dalam cerita hingga akhirnya lupa akan waktu. Tak peduli di jalan, di ruang kelas, kalau sudah membaca dan bacaan tersebut menarik, aku pasti larut di dalamnya. Menyelami setiap lembar kehidupan cerita yang disajikan, menelaah setiap katanya untuk dijadikan sebuah referensi perbendaharaan. Kemudian larut dalam emosi, sedih, senang, marah, kesal yang dilontarkan oleh penulis. Tak jarang aku tertawa atau menangis atau kesal setiap membaca sebuah buku. Kawanku tadi bilang, kau telah terhipnotis. Setidaknya aku menemukan hal yang menurutku itu menyenangkan. :)

0 comments:

Malam Minggu Rared

11:39 PM rezkyka 0 Comments

Malam minggu nge-date? Biasa (buat yang punya pasangan) ... Malam minggu gabut? Biasa juga ... (buat yang jomblo). Malam minggu nugas? Biasa ... (buat akademisi, deadliner sejati). Malam minggu rapat? Biasa .... (buat mereka yang sibuk kepanitiaan). Kalo malam minggu rared? Bbbeeeeeh ..... biasa juga (buat para kuli tinta dan kuli grafis kampus) hahahaha. Sebenernya sungguh sangat luar biasa mengingat para kuli tinta dan kuli grafis kebanyakan masih single, sekalipun udah double tetep merelakan malam minggunya terenggut untuk rapat redaksi ini.

Rapat redaksi (rared) buat kami para kuli tinta dan kuli grafis adalah hal yang wajar, sudah menjadi kebiasaan namun tetap sakral. Sakral terutama bagi kru yang masih muda, yang baru saja bergabung dalam keluarga ini. Rapat biasanya dimulai malam hari sekitar pukul 7 malam dan berakhir keesokan harinya (dini hari pukul 3-5 pagi biasanya). Proses rapat ini jelas berbeda dengan rapat (kepanitiaan atau organisasi) pada umumnya, menurutku. Mengapa? Dilihat dari segi waktu saja sudah berbeda. Rared menyita waktu luang dan relatif lebih lama dan biasanya dilakukan pada waktu malam hingga dini hari. Karena pada saat siang atau sore hari kami memiliki kesibukan masing-masing. Jadi, mau tidak mau aktifitas malam hari kami relakan demi rared. Rared juga menjadi salah satu kegiatan yang aku tunggu-tunggu. Karena entah kenapa waktu pertama kali merasakan rapat redaksi ada satu hal tersendiri yang membuatku menarik. 

Rapat redaksi ini kami lakukan setiap menjelang periode terbit. Gunanya untuk menyusun berita atau topik apa saja yang akan dimuat dalam tabloid. Seperti yang pernah aku ceritain di post ini --> Menunggu Cetak. Sebelum rared biasanya kami melakukan brainstorming atau yang biasa kami sebut pra-rared yakni penentuan ide-ide atau topik berita apa saja yang dapat dimuat dalam berita. Setelah ide tersebut terkumpul, kemudian diklasifikasikan sesuai jenis berita atau rubrik. Kemudian dibawa dalam rapat redaksi, penetuan view, narasumber, dan artistiknya. Dan akhirnya bergerilya mencari berita, menulis dan kemudian cetak. :)

0 comments:

Another sweet things

12:12 AM rezkyka 0 Comments

Another sweet things about them, and maybe this what we called True Love.

"I never want to see her cry anymore, even if it means i no longer exist in her heart." - Shinichi Kudou -

Another sweet things about Ran and Shinichi. Shinichi really loved Ran, so do Ran. They loved each other but fate make them ....... And may be this is what we called true love?





0 comments:

[Quote] Menunggu 2

12:01 AM rezkyka 0 Comments



I don't mind waiting for people. Because the longer you wait, when you do meet, you'll be more happy. - Ran Mouri -

Aaaaaah so sweet sekali nona ini. Kisah cinta antara Ran dan Shinichi selalu sukses bikin gue nangis bombay. Mereka terlalu sweet!!

0 comments:

Tak Kenal

1:44 AM rezkyka 0 Comments

Aku diajarkan tentang ilmu komunikasi di perkuliahan. Dosen mengajarkan padaku bahwa komunikasi itu penting. Hidup selain butuh makan juga butuh komunikasi. Jadi komunikasi itu penting. Komunikasi juga sebagai jembatan dalam sebuah hubungan atau dalam menjalin suatu hubungan. Tanpa komunikasi, kecil kemungkinan hubungan tersebut akan berhasil. Hubungan dalam bentuk apapun itu, baik pertemanan, kolega, atau mungkin hubungan yang lebih dari sekadar teman. Hubungan yang lebih intim antara dua jenis kelamin yang berbeda. 

Komunikasi tatap muka secara intensif dalam suatu hubungan dapat menjadi tolok ukur keberhasilan dalam menjalin hubungan tersebut. Mengapa? Kita dapat mengenal satu dengan yang lain bila kita berkomunikasi. Terlebih lagi bila kita berkomunikasi secara langsung. Kita juga bisa memahami karakter lawan bicara, dan komunikasi non verbal yang ia keluarkan. 

Ketika kamu tak lagi bisa berkomunikasi dengan teman dekatmu, apa yang kamu lakukan? Ketika kesibukan membuat kalian tak bisa lagi berkomunikasi seperti biasanya, saling bertukar cerita, apa yang kamu lakukan? Apakah kamu akan diam saja atau tetap berusaha menjalin komunikasi? Aku sedang merasakannya dan tak tahu apa yang harus aku lakukan. Tak ada hal yang bisa dijadikan bahan pembicaraan. Aku merasa sudah tak lagi mengenal dirinya... Dan rasa ini menyebalkan.
"Komunikasi itu penting! Jangan pernah meremehkan kekuatan komunikasi. Jadi, jaga komunikasi terhadap teman, keluarga dll. Jangan sampai kalian menyesal suatu hari, dan  seolah tidak mengenal mereka,"


aku ingin mengenalmu lagi, aku ingin bertukar cerita lagi, 
aku ingin ...

0 comments:

Malam Bulan Purnama

1:06 AM rezkyka 0 Comments

Aku menengadah ke langit luas sesaat setelah keluar dari gedung mahasiswa. Menatap langit yang nampak gelap, mendung nyatanya. Langit malam memang gelap, namun nampak lebih gelap ketika mendung menyerang. Seseorang menepuk pundakku dan berkata "Apa yang kamu lihat?" 

"Tidak ada," jawabku. "Ternyata sekarang malam bulan purnama," lanjutku. Ia mengaggukkan kepala tanda setuju padaku. Dan kami melajutkan perjalanan pulang. Sesekali aku kembali menengadah menatap sang luna sambil tersenyum kecil. Benar-benar indah. Ia membuat terang malam yang gelap karena awan mendung. Berada di balik awan tak membuatnya kehilangan cahaya. Cahayanya memancar membentuk lingkaran pelangi di sisinya. Dan aku tahu seseorang ada bersamaku saat ini sedari tadi memperhatikan tingkah lakuku. Ia hanya melihatku teduh sambil sesekali tersenyum. Aku memang tidak menoleh ke arahnya, namun aku tahu. Aku bisa merasakannya dan senyum itu terlihat dari sudut mataku.

"Apa?" tanyaku. "Aah tidak, kamu suka sekali bulan yaa, Luna?" tanyanya. Aku hanya mengangguk, meng-iya-kan. Kemudian terdiam lagi. Dia adalah Bintang. Teman satu organisasi. Dan aku, Luna. Perempuan yang punya "random mind". Kami pulang bersama karena kebetulan tempat kami tinggal searah.

Esoknya, masih malam bulan purnama. Aku dan Bintang kembali pulang bersama, namun kali ini kami mampir untuk makan malam.

"Malam ini masih bulan purnama, apa yang kamu suka dari bulan?" tanyanya padaku membuka pembicaraan malam itu. "Karena bulan menerangi malam yang gelap. Bukan berarti aku benci kegelapan, hahaha" jawabku.

"Kamu juga suka bintang?" tanyanya lagi. "Bintang? Kamu? atau bintang di langit? hahaha" tanyaku memastikan. "Dua-duanya boleh hahaha," jawabnya.

"Kalau begitu ........ aku suka keduanya." tanpa sadar rona pipiku memerah. Beruntung saat itu kami masih di jalan, dan agak gelap jadi tak terlalu terlihat. "Lantas, apa yang kamu suka dari bintang?" tanyanya lagi. "Karena mereka meng-indahkan malam." "Terima kasih," jawabnya.

"Untuk apa?" tanyaku. "Untuk menyukai bintang. Karena aku juga menyukai bulan seperti kamu menyukai bintang," Kami terdiam. Canggung dan bingung untuk meneruskan pembicaraan. Terlalu ambigu. Apa yang dia maksud? Apa dia juga menyukaiku? Namaku, Luna yang berarti bulan. Dia bilang dia menyukai bulan seperti aku menyukai bintang. Aku sibuk dalam pikiranku sendiri. Tak sadar Bintang memanggilku sejak tadi.

"Luna, kamu baik-baik saja?" Tidak. "Yaaa.... tentu." Tiba-tiba dia menggemgam tanganku, dan berbisik di telingaku. Jantungku berdegup cukup kencang, semoga tak terdengar olehnya. Oh tidak. Apa yang ia katakan tadi? Boleh aku mendengarnya sekali lagi? Aku seperti melayang-layang di udara. Jiwaku seolah sedang terbang melayang. Aku hanya bisa terdiam dan membiarkannya menggemgam tanganku erat.

Setelah makan, dia mengantarku pulang ke kosan. Kami hanya terdiam sepanjang makan dan perjalanan pulang. Suasana tiba-tiba menjadi canggung. Dia kembali menggemgam tanganku. Aku tak menolak. Kami berjalan di bawah sinar bulan purnama yang terang dan ribuan bintang yang berkelap-kelip. Tak lama kami sampai di depan kosan tempat ku tinggal.

"Terima kasih," ucapku. Dan entah tiba-tiba saja, di luar kendaliku, aku berbisik padanya. "Aku juga suka Bintang," Bintang tersenyum. Senyum paling manis yang pernah kulihat. "Terima kasih, Luna." Ia mengelus rambutku. "Sebaiknya kamu masuk, dan beristirahat. Selamat malam."

"Selamat malam," malam yang indah. Benar-benar indah. Terima kasih Bintang. Terima kasih bulan purnama. Aku tidak akan lupa hari ini. Aku senang sekali.

0 comments:

Menunggu Cetak

10:49 PM rezkyka 0 Comments

Sudah sekitar dua bulan lebih lamanya menanti dan bekerja keras. Bertemu dengan narasumber yang akan menghiasi setiap lembar di halaman surat kabar kampus. Setelah jerih payah itu, nyatanya tabloid kami mundur terbit. Namun perjuangan itu tak henti sampai di situ. Kami masih berupaya untuk memperjuangkan "harta" kami untuk naik cetak. Kita mulai dari awal lagi. Rapat redaksi, proses bertemu narasumber, proses penulisan, proses peng-editan tulisan, kemudian masuk proses yang terakhir- finishing yang merupakan pekerjaan para kuli vektor aka layouter. Dan yang paling terakhir adalah cetak.

Saat ini aku sedang menanti hal yang paling terakhir itu. Menunggu hasil jerih payah kami (seluruh kru) dinikmati oleh khalayak kampus. Saat "pulang" ke sekret dan menemukan tumpukan koran yang baru saja dicetak menumbuhkan rasa kepuasan tersendiri. Apalagi setelah melewati proses yang cukup lama itu. Kalo orang bilang namanya "prestice" atau kebanggaan tersendiri setelah melihat hasil liputan, hasil foto, kartun, iinfografis dll terpampang di sebuah media cetak. Walaupun memang masih dalam skala kecil, ukuran kampus. Tapi jelas tetap menimbulkan rasa bangga, haru, senang. 

Pernah sempat aku menangis gara-gara hal ini. Bukan. Bukan karena berhasil naik cetak justru kalau hal itu terjadi aku senang bukan kepalang. Lantas? Aku menangis karena yang terjadi adalah hal sebaliknya. Sedih sekaligus sakit hati mungkin rasanya membayangkan hasil jerih payah ku dan yang lainnya sia-sia saja. Air mata itu tiba-tiba saja keluar tanpa mau berhenti, padahal sudah kucoba untuk tetap santai. Tapi kekecewaan yang cukup mendalam ternyata tak mampu membendung tangis. Tak ada bantahan yang keluar dari mulut kami ketika mendengar kabar tersebut. Yang ada hanya rasa bersalah, shock dan kecewa. Begitu pun hal yang sama terjadi padaku. Setelah beberapa hari sejak kejadian itu, aku berpikir kenapa dulu aku tak membantah dan tetap bersih keukeuh untuk membuat hasil jerih payah kami jadi nyata.

Aah, sudahlah yang lalu biarlah berlalu. Jadikan hal itu sebagai sebuah pengalaman kelak agar tidak terulang kembali. Yang terpenting adalah sekarang aku sedang menunggu hasil jerih payah kami jadi nyata. Yaa ... dalam beberapa hari lagi, hasil jerih payah kami tersebar dan dibaca oleh masyarakat di seluruh penjuru kampus. Aaah ... aku jadi tidak sabar melihatnya. Oh iya, satu lagi yang membuatku tidak sabar. Tampilan baru surat kabar kami yang jelas akan terlihat berbeda dari segi ukuran dan kertas. So?? Let see the differences hehehe ...

0 comments:

Gagal Makan Ramen

1:09 PM rezkyka 0 Comments

DAY 1...
Ceritanya lagi ngidam banget sama ramen dari hari sabtu kemaren. Itu berawal karena gue nggak jadi pulang ke rumah. Mager memenangkan segalanya. Seharian gue ada di kosan, nonton pileem, berniat pulang sore dan berakhir mager (nggak jadi pulang). Trus tiba-tiba gue pengen main, makan ramen, nge-sop duren kek, atau apapun itu lah. Jadilah, gue sms lima sekawan (kecuali ine). Singkat  cerita mereka mau, tapi  Rona udah makan, trus masjaw mager. Yaa ujung-ujungnya juga  makan bareng..

Trus, sebelum gue pergi makan, gue mampir dulu ke sekret. Rencananya sih cuma mau numpang naro tas, trus langsung nge-ramen. Eeh, tapi karena jam udah mau magrib, kata Hapizah "ntar aja abis Magrib, nanggung." Yaudah, akhirnya jam 7an baru berangkat nge-ramen ke  Bara Food Court (BFC) *padahal belum makan dari pagi *curcol*. Trus kita (gue Hapis, Iwa, Masjaw,(Rona nyusul)) ke sana deeh. Nyampe di BFC ..........

*broken  heart* ramennya baru aja abis. *hiks syekali*. Kata masnya baru ada hari Senin, kalo Minggu tutup. Akhirnya makan di kuninng (lupa namanya) yang di bawah  BFC deeh dan pesen sop jagung. Kalo udah masuk sesi makan bareng, nggak pernah luput ngobrol segala hal yang bisa diobrolin sampe bosen. Dan hari itu gue gagal makan ramen.

DAY 2 ...

Udah hari Senin, jadwal padet banget dari jam 7-5 sore. Baru sempet makan dijeda kuliah. Sorenya, temen gue ada yang mau makan di BFC. Dan gue jadi teringat kalo gue pengen makan ramen. Jadi lah gue pergi ke sana sama Inem. Trus, nyampe sana gue ambil menu+kertas yg buat mesen. Nah, gue pengen makan ramen chicken katsu. Dengan pedenya gue langsung nulis angka 2 di samping menu yang tulisannya chicken katsu. Kebetulan si Inem juga mau makan, dan menunya mau disamaain sama gue aja. Makanya gue pesen dua.

Nah setelah nunggu beberapa menit, mas-masnya nganterin pesenan kita sambil bilang, "chicken katsu donnya 2 yaa?" tanpa sadar gue meng-iya-kan. Trus baru ngeh beberapa detik kemudian karena menunya beda sama yang gue pengen. Iyaa.. Gue salah pesen menu. Gue nggak ngeliat tulisan ramennya, karena gue pikir sama aja. Dan karena emang gue udah laper dan terlalu 'excited' jadilah gue salah pesen. Sial!!!!! Gue nyesel paraaaah.. Dibayangan gue, udah kebayang-bayang kuah ramen yang seger plus pedes. Eh ternyata malah makan nasi yang nggak berkuah. *Hiks*. Kata Ine "untung bukan gue yang pesen rez, hahaha.." 

SIAL! Gagal makan ramen deeeeeh ...


0 comments:

Quote of The Day

12:50 AM rezkyka 0 Comments

Kalimat sore ini :
"Kita tidak akan pernah bisa mencegah atau menghapus suatu perasaan, akan tetapi kita hanya bisa mengendalikanya, atau dikendalikanya." -Hikaru Arakida Yabui, dari Rona-

0 comments: